Rabu, 26 Oktober 2016

Sinetron Kepompong Di TPI

Pernah lihat sinetron Kepompong yang ditayangkan oleh TPI dan diproduksi oleh Indika Entertainment setiap Senin s/d Jumat dari pukul 22 .00 WIB s/d 23.00 WIB? Atau anda malah menggemarinya dengan menontonnya setiap hari tanpa terlewatkan sedetik pun? Terus terang, saya belum pernah lihat sinetron ini dari awal sampai akhir, satu episode pun. Oleh sebab itu, saya pun tidak jelas dan tidak paham jalan ceritanya. Saya melirik sinetron, mungkin hanya sekilas saja waktu stasiun MetroTV, Global TV dan Trans7, menyiarkan berita pada jam tersebut yang diselingi jeda iklan berbarengan. Itu pun hanya sekedar untuk melihat sekilas wajah manis Nabila Syakieb, pemeran utama sinetron Kepompong itu. *halah*

Baik, kalau anda belum pernah melihat sekalipun, berikut sedikit bocoran jalan cerita sinetron tersebut dari review-nya di website TPI (ternyata saduran dari sinetron Intan. Hehehehe...)

Shinta adalah wanita dari sebuah keluarga kaya. Shinta jatuh cinta pada Darmawan yang berasal dari keluarga miskin, Tapi hubungan mereka tidak direstui kedua belah pihak.

Suatu hari, Shinta mengetahui dirinya hamil. Darmawan bersedia bertanggung jawab. Darmawan dan Shinta menikah. Shinta melahirkan seorang bayi yang diberinya nama Mawar. Mereka hidup mewah. Darmawan memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun Shinta dan Darmawan bercerai karena
 Darmawan pernah melakukan tindakan kriminal di depan umum.
Suatu hari orang tua Shinta menemukan Shinta. Mereka membawa Shinta dan menikahkannya dengan Satria. Shinta tak membawa Mawar bersamanya (Mawar ditinggal bersama Larasati (Ibu Darmawan). 
Larasati sangat marah mengetahui pernikahan dan kepergian Shinta. Larasati berfikir, Shinta sudah mengkhianati Darmawan, bahkan tega meninggalkan anaknya.

Mawar sudah dewasa. Dia tumbuh menjadi seorang gadis yang lugu (Agak sedikit Lemot), baik dan sangat menyayangi Larasati,
Larasati sangat protektif terhadap Mawar karena dia tidak ingin masa depan Mawar rusak seperti masa depan Ayahnya, Darmawan.

Ternyata
Larasati kecolongan, Mawar Hamil. Larasati lalu meminta pertanggung jawaban Teguh, teman dekat Mawar. Awalnya Teguh ragu, karena dia masih kuliah.. tapi akhirnya Ello memutuskan untuk menikahi Mawar, walaupun Keluarga Teguh menentang.. Setelah menikah Mawar pindah ke rumah Teguh.Mawar yang Lugu memulai kehidupan barunya dengan Pak Mario, Bu Manda dan dua kakak Teguh, Wisnu dan Firman.

Kebahagiaan tidak berlangsung lama untuk
Mawar.. Beberapa hari setelah pernikahannya, Ello mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.. Manda dan Mario menyalahkan Mawar atas kematian Teguh.. Mawar diusir dari rumah Mario .. Mawar memohon pada Mario untuk menerima dia tinggal dirumah itu, paling tidak sampai anaknya lahir..

Kehidupan Awal Mawar dirumah itu tidak mudah, karna Manda bersikap memusuhi Mawar, Tapi
Mawar tetap menghadapi dia dengan sabar dan sayang.. Mawar menganggap Manda sebagai pengganti Ibunya yang sudah meninggal.. sifat dan sikap Mawar, akhirnya membuat Manda luluh juga.Mawar yang merasa tidak enak karena sudah menumpang dirumah mertuanya.. ingin membiayai hidup anaknya, memilih bekerja sebagai Sales.. karna pekerjaannya ini, Mawar bertemu dengan Widodo. Lalu Intan bekerja disebuah salon yang ternyata adalah milik ibunya Widodo. Disalon ini, intan bertemu dengan Mayang, Mayang yang juga menyukai Widodo kesal, dan berusaha memisahkan Mawar dan Widodo..

Sementara itu Shinta yang menderita penyakit Ginjal diharuskan melakukan Transplantasi Ginjal.. Tapi tidak ada satupun donor yang cocok..

Satria yang tidak mau kehilangan Kasih, akhirnya mencari
Mawar dengan tujuan meminta Mawar mendonorkan ginjalnya untuk Shinta.. Larasati marah sekali saat tau hal ini, Mawar akhirnya tahu, kalau Shinta adalah ibunya, dan sebenarnya ibunya belum meninggal.. Mawar Shock.. Tapi karena kebaikan hatinya, dia bersedia mendonorkan ginjalnya. Tapi keinginannya ini, ditentang oleh Larasti, Widodo dan Shinta sendiri.. Bagaimanakah kelanjutan kisah ini, apakah Mawar berhasil menyelamatkan Shinta? Apakah hubungan Widodo dan Mawar berlangsung dengan mulus? Dan apakah Mawar dapat meraih cita citanya sebagai seorang penata Rambut?

Bagaimana menurut anda? Ada yang menarik menurut anda dari jalan cerita sinetron tersebut? Oke, di sini saya tidak akan membahas sinetron tersebut apalagi menilainya. Secara saya bukan kritikus, saya juga tidak terlalu suka dengan sinetron Indonesia. Saya hanya ingin bercerita kepada anda tentang fenomena kehebohan sinetron tersebut di sekolah saya. Setiap menjelang pukul 20.30, teman-teman sudah pada siap buru-buru pulang ke rumah, hanya untuk melihat sinetron Kepompong di TPI !!. Jangan sampai terlambat apalagi melewatkan sinetron tersebut semenit pun. Begitu kata teman saya. Halah, kok bisa ?!?  Saya sendiri juga heran, apa sih yang istimewa dari sinetron tersebut sehingga banyak orang di kantor saya, baik laki maupun perempuan rela tenggo (bel berdering teng langsung go, pulang) ??. Kata teman-teman saya itu sih, jalan cerita sinetron tersebut bagus dan lain dari sinetron kebanyakan yang banyak ditayangkan di stasiun televisi. Ternyata teman-teman kantor saya tidak sendirian. Di sini, banyak orang yang keranjingan dengan sinetron tersebut. Bahkan, office boy khusus di ruangan saya juga cerita, kalau setiap kali pulang ke rumah, dia selalu bertengkar dengan bini-nya, gara-gara berebut kanal televisi yang menyiarkan Kepompong di TPI dengan selera dia yang sama sekali tidak suka dengan sinetron.

Cerita dari temanku lebih heboh lagi. Teman-teman Tidur lebih malam hanya untuk menonton sinetron Kepompong di televisi rumah masing masing. Mereka tidak mau kehilangan moment penting di sinetron yang terlewatkan begitu saja. Bahkan, salah satu rekan temanku tersebut, bila pulang lebih cepat dan terlambat sekian menit di jalan serta terlewatkan sinetron tersebut, rela berhenti di warung terdekat langganan dia, sekali lagi, hanya untuk menonton sinetron tersebut Opo tumon ??

Saya hanya geleng-geleng kepala melihatnya. Kok sampai segitunya ya? Pantas saja sinetron di hampir semua stasiun televisi kita, laris manis dan mencapai rating yang baik. Jam tayangnya pun sudah tidak di prime time atau pun jam tayang utama. Pagi, siang, sore dan malam kita bisa melihat tayangan sinetron di televisi kita (mungkin, mengetahui begitu gilanya masyarakat kita dengan sinetron, Astro, televisi langganan berbayar dari negeri jiran, kabranya sampai menghadirkan kanal khusus sinetron yang tayang selama 24 jam !!). Meski tidak sedikit yang mengecam sinetron produk lokal kita karena katanya menumpulkan logika, mengetengahkan kekerasan, tidak mendidik dsb, ternyata suka atau tidak suka, ternyata banyak yang masyarakat kita yang menggandrunginya. Salah satu contohnya ya sinetron Intan tersebut.

Menurut saya, sah-sah saja kita menyukai sebuah tontonan. Namun jika sampai taraf tidak bisa tidur karena ketinggalan beberapa episode atau bertengkar dengan pasangannya atau melalaikan kewajibannya dalam kehidupan berumah tangga, saya pikir hal ini sudah kelewatan.

Sebenarnya, sinetron yang banyak ditayangkan di televisi itu mencerminkan realitas dari kehidupan masyarakat kita atau malah sebaliknya sih ? Karena di komentar beberapa pengunjung di tulisan saya sebelumnya di sini, banyak yang menyatakan, kok ada juga ya anak yang menyia-nyiakan bapaknya seperti di sinetron saja. Jangan-jangan............

Ah….anda sendirilah yang menjawabnya. Yang jelas, dari sinetron Kepompong yang ditayangkan oleh TPI tersebut, saya paling suka theme song sinetron tersebut yang dinyanyikan oleh grup Letto dengan vokalis Noe (yang katanya anaknya budayawan Emha Ainun Nadjib itu) dengan judul “Permintaan Hati”. Lagu ini selalu diputar di awal dan di akhir sinetron.


Note :
Betul juga apa yang ditanyakan oleh mas Abe Poetra. Kok saya jadi sering nulis tentang televisi ya? Mungkin ini sebagai “penebus dosa” karena di waktu kuliah saya dulu di jurusan ilmu komunikasi, tidak terlalu serius menjalaninya. Namun untuk bikin web televisionwatch.org atau sejenisnya, nampaknya saya belum mempunyai kompetensi untuk terjun di situ. Begitu jawaban “ngeles” dari saya, Mas Abe Poetra. Hehehehe...

Foto : Courtessy TPI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar